JANGAN ABAIKAN: 6 Gejala TETANUS yang HARUS diwaspadai

Sebut saja pak Amir, seorang tukang bangunan yang selalu bekerja giat di sebuah toko perabot kayu. Suatu ketika saat bekerja, pak Amir terkena paku besar yang ternyata sudah berkarat. Dalam beberapa hari kemudian pak Amir mengeluhkan kejang, mulut sukar dibuka. Akhirnya keluarga membawa pak Amir ke rumah sakit terdekat.

JANGAN ABAIKAN: 6 Gejala TETANUS yang HARUS diwaspadai

Penulis juga pernah merawat seorang bayi dengan keluhan kejang-kejang terutama pada anggota gerak atas dan bawah bila di sekitarnya ada suara ribut dan rangsangan sentuhan terhadapnya. Hal ini terjadi setelah bayi ini dalam pertolongan persalinan oleh dukun beranak di daerah pedalaman tidak dilakukan dengan steril. Pemotongan tali pusat hanya memakai bambu tajam.

Penyakit tetanus ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh bahan racun/toksin yang dihasilkan bakteri Clostridium tetani atau Basi tetanus.

Kuman ini masuk ke dalam tubuh kita melalui luka yang diakibatkan oleh kecelakaan, gigitan binatang, patah tulang yang terbuka, tertusuk benda yang tajam seperti paku, kawat berduri, dan lainnya. Selain melalui luka, kuman ini dapat pula masuk melalui luka bakar dan infeksi pada telinga. Tetanus juda sering kita temukan pada bayi yang baru dilahirkan, dikenal sebagai tetanus neonatorum, yang disebabkan infeksi pada tali pusat yang tidak dirawat dengan baik dan steril.

Sumber infeksi lainnya dapat pula berasal dari tanah, abu jalanan ataupun kotoran binatang yang telah terkontaminasi dengan kuman tersebut, kuman tetanus ini dapat berkembang pada saluran cerna binatang yang memamah biak, seperti lembu, kerbau, sapi, kuda dan lainnya, yang seterusnya kuman ini sering ditemukan pada kotoran binatang tadi.

Ladang, sawah ataupun kebun yang menggunakan pupuk kandang merupakan tempat yang ideal dimana kuman ini berkembang biak. Oleh karena itulah, para petani atupun pekerja di sawah, kebun dan ladang ini harus berhati-hati agar dalam bekerja tidak terluka dan memakai alat pelindung diri yang baik, seperti alas kaki, pakaian yang tertutup, alat pelindung kepala dan lainnya.

Pada saat kuman ini berkembang biak, dan menghasilkan zat-zat racun yang diserap oleh ujung-ujung saraf motorik, dan diteruskan sampai ke susunan saraf pusat, maka toksin ini sudah tidak mungkin dinetralisir lagi dengan baik.

Gejala tetanus

Gejala timbul pada seorang penderita penyakit tetanus ini baru kelihatan pada hari ke 4 sampai minggu ke 3 sesudah bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh. Gejala penyakit ini biasanya dimulai dengan sakit kepala, demam, rasa sakit pada tulang dan otot serta rasa gelisah. Sesudah itu baru kita temukan kekakuan pada otot -otot motorik yang mendapatkan persarafan dari saraf otak ke V, VII, IX, X, XI, dan XII. Keluhan yang dapat timbul berupa :

1. Kaku dan tegang pada otot-otot wajah, sehingga kelihatan raut wajah penderita seperti orang yang sangat ketakutan.

2. Kekakuan pada otot leher dan tulang belakang, kaku kuduk, yang membuat penderita sukar untuk duduk dan berdiri.

3. Kekakuan pada dinding perut, yang membuat perut penderita keras seperti papan.

4. Kejang-kejang pada otot-otot anggota gerak dan wajah.

5. Kejang dan kaku pada otot-otot pernapasan yang bisa menyebabkan sulit untuk bernapas dan berujung pada kematian.

6. Penderita juga sangat peka terhadap rangsangan - rangsangan yang sangat kecil sekalipun. Dengan suara yang sedikit ribut saja, atau sentuhan kecil pada badannya, penderita bisa mengalami kejang-kejang. Itulah sebabnya penderita penyakit tetanus haruslah dirawat dikamar isolasi yang agak gelap, tenang dan terhindar dari suara - suara berisi.

Pencegahan tetanus

Pengobatan terhadap penyakit ini tidaklah mudah, apalagi jikalau toksin dari bakteri penyebab sudah menyebar ke susunan saraf pusat. Karena itulah pentingnya peranan pencegahan timbulnya tetanus merupakan suatu hal yang sangat penting sebelum penyakit tersebut menyerang.

Pencegahan terhadap penyakit tetanus dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Bila timbul luka di bagian tertentu dari tubuh, baik luka memar, lecet, sayatan, apalagi luka tertusuk benda – benda tertentu, haruslah dilakukan perawatan yang baik dari luka ini. Bersihkanlah luka dengan sebaik – baiknya dari benda – benda asing seperti tanah, karat, dan lainnya dengan air panas, boorwater, kalium permanganas dan berbagai antiseptik lainnya.

2. Bagi petugas kesehatan yang menolong proses persalinan, apakah bidan, dukun beranak, perawat dan dokter haruslah melakukan pertolongan ini dengan cara dan peralatan – peralatan yang steril, terutama pada saat memotong dan memutuskan tali pusat bayi. Perawatan tali pusat ini sampai terputus haruslah dilakukan dengan bersih dan steril pula.

3. Yang tidak kalah penting adalah pemberian imunisasi terhadap penyakit ini, yang terdiri dari 2 jenis yakni :

a. Imunisasi aktif

Ini dilakukan dengan pemberian toksoid tetanus. Toksoid ini diberikan sebaiknya kepada setiap bayi dan anak kecil. Pemberian toksoid tetanus ini biasanya diberikan bersamaan dengan pemberian toksoid terhadap difteri dan pertusis/batuk rejan. Ada juga toksoid atau vaksin untuk penyakit tetanus, difteri, pertusis, dan polio bersamaan yang dikenal dengan nama DTTP-Vaccine.

Toksoid ini diberikan sebanyak 3 kali, dengan jarak waktu masing – masing pemberian adalah 4 minggu. Kemudian sesudah itu diikuti dengan injeksi untuk memperkuat (booster) 8 – 12 minggu kemudian. Bila kemudian terjadi luka, kepada orang ini hanya diberikan toksoid terhadap tetanus ini, segera setelah terjadi luka.

Pada hakikatnya, pemberian toksoid tetanus ini juga dapat diberikan kepada semua orang dengan semua usia. Terutama pada orang – orang yang selalu berhadapan dengan bahaya kecelakaan yang bisa menimbulkan luka, seperti tukang bangunan, petani, pekerja hutan, anggota pemadam kebakaran.

Dengan pemberian toksoid ini kita membentuk dan mengaktifkan antibodi terhadap toksin dari bakteri tetanus, sehingga kita bisa terhindar dari kemungkinan terjadinya penyakit tetanus. Di samping itu juga salah satu keuntungan yang lain dari pemberian toksoid ini adalah tidak diketemukannya lagi kemungkinan alergi seperti kita menyuntikkan ATS.

b. Imunisasi pasif

Pemberian ATS (Anti Tetanus Serum) merupakan imunisasi pasif yang kita dapat kita berikan kepada mereka yang belum pernah mendapatkan imunisasi aktif dengan toksoid tetanus.

ATS mengandung antibodi terhadap toksin yang dihasilkan oleh bakteri penyebab tetanus, yang biasanya dibuat dari serum kuda. ATS juga dapat diberikan segera setelah terjadinya luka.

Pemberian ATS ini terkadang juga dapat menimbulkan bahaya bagi orang yang alergi terhadap ATS, yang bukan hanya menimbulkan gatal – gatal, tetapi juga dapat menyebabkan syok atau keadaan yang membahayakan lainnya berujung pada kematian.

Imunisasi pasif lainnya dapat dilakukan dengan pemberian Gamma Globulin yaitu Human Tetanus Immun Gamma Globulin, yang berasal dari serum darah manusia yang mengandung antibodi terhadap toksin dari bakteri tetanus. Keuntungan pemberian Gamma Globulin ini adalah kemungkinan alergi yang sangat kecil ataupun tidak ada.

Oleh: dr. Syamsul Bihar, MKed (Paru), Sp.P.